Mengapa Kita Harus Mengucapkan Selamat Natal ? - Sang Pemburu Badai

Sabtu, 27 Desember 2014

Mengapa Kita Harus Mengucapkan Selamat Natal ?

Selamat Natal Tahun 2014

Salam Kemanusiaan

Saya sangat bangga selama hidup sampai sekarang ini selalu mempunyai guru dan inspirator yang mempunyai faham moderat & toleransi yang sangat tinggi. Toleransi ini mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara, mengasihi kaum mayoritas dan mengayomi kaum minoritas.

Di dalam dunia pesantren, seringkali ketika memaknai kalimat Basmalah pada lafadz Ar-Rahman adalah "Dzat kang paring welas asih maring wong Mukmin lan wong kafir ing ndalem dunyo", atau kalau dalam bahasa Indonesia adalah "Dzat yang cinta kasih terhadap semua manusia di dunia ini, apapun golongan agama, suku dan rasnya". Betapa Allah dalam pembukaan Kitab Sucinya sudah menekankan keagungan Dzat-Nya untuk mencintai dan mengasihi semua umat beragama. Betapa kitab suci al-Qur'an yang agung itu mengedepankan kasih sayang dan toleransi dalam urutan pertama ayat-ayatnya.

Manusia Panutan dalam hal toleransi tertinggi tentulah Nabi Muhammad Shallaallahu alai wasaallam. Hal ini salah satunya tampak dalam pembuatan konsensus antar umat beragama di Madinah yang kemudian lebih terkenal dengan al-Bunud al-Madinah (Piagam Madinah). Nabi Muhammad tidak memaksakan penerapan al-Qur'an / syariat Islam kepada orang-orang Yahudi & Nashrani, padahal bisa saja beliau melakukan itu. Akan tetapi yang beliau lakukan adalah membuat konstitusi bersama ciptaan manusia untuk menjadi undang-undang tertinggi di Madinah pada waktu, dan bukan memaksakan kitab suci dari setiap agama untuk menjadi panutan mereka semua. Hal ini bukan berarti pembuatan konstitusi mengenyampingkan Syariat Islam, karena sebenarnya isi dari Piagam tersebut adalah subtansi ajaran Islam dalam toleransi beragama dan bernegara. 

Guru saya al-'Alim ad-Da'i ilaallah Habib Umar bin Hafidz, ad-Da'i ilaallah Habib Ali Al-Jufri, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Said Aqil Siradj, KH. Qurasy Syihab dan yang lainnya merupakan tokoh-tokoh yang mempunyai dan memahami bagaimana bertoleransi dalam kehidupan beragama dan bernegara. Dan sebenarnya dalam kajian Fiqh Da'wah & Siyasah Da'wah, Toleransi (al-Samahah) dan Moderatisme (al-Washatiyyah) merupakan pondasi utama dalam berda'wah. Ini dibuktikan dalam metode da'wah tokoh-tokoh tadi ke luar dunia Islam, sehingga banyak orang non muslim yang mengagumi tentang keagungan Islam, dan tidak sedikit kemudian orang-orang non muslim yang menjadi muallaf karena mereka. Dan toleransi ini juga mereka tampakkan dengan mengucapkan selamat natal kepada umat kristen dan tidak mengharamkannya, atau menyalah-nyalahkan orang yang tidak sefaham dengan mereka.

Akhirul Kalam, selaku Pimpinan tertinggi Pelajar NU di Kabupaten Semarang mengucapkan Selamat Natal tahun 2014 bagi Umat Kristiani di Kabupaten Semarang pada khususnya dan Umat Kristiani di seluruh dunia pada umumnya. Damai kasih Tuhan selalu kepada kalian semua.


M. Najmuddin Huda
Ketua PC IPNU Kab. Semarang 2014-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.