Marhaban Ya Ramadhan ( Part I ) - Sang Pemburu Badai

Senin, 07 September 2009

Marhaban Ya Ramadhan ( Part I )

 Tak ada kata yang pantas di ucapkan, tak ada kalimat yang lebih indah untuk di dengungkan kecuali ALHAMDULILLAH. Ya, kalimat sensasional yang selalu di ucapakan seorang muslim ketika di beri ni'mat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bertemu kembali dengan bulan romadlon merupakan ni'mat dan karunia besar yang tak tertanggungkan. Bulan dengan Beribu Ribu Hikmah, Beribu-Ribu Pahala, Beribu-Ribu Pengampunan.
 Ini adalh romadlon ketiga aku disini, berarti sudah tiga kali romadlon aku tidak pernah lagi berbuka puasa bersama dengan keluargaku, tidak pernah sahur bareng. Apalagi tidur bareng, jelas tidak mungkin, kan dah gede. Kalu waktu berbuka kadang aku masih inget kelurga sampai-sampai makanan yang mau aku telan g' bisa masuk. Pokoknya sungguh menyedihkan deh menjadi anak rantauan yang harus berpisah lama dengan keluarga. Hiks…..hiks……hiks……hiks……hiks………
 Tapi ga' apa-apa deh, aku telah menemukan penggantinya disini yang mungkin tak ada di tempat lain, bahkan kalau aku pulang sekalipun aku tidak yakin apakah aku dapat kembali lagi kesini. Suasana romadlon disini lah yang bisa menghibur aku dari kangen kelurga .
Wah, pokoknya beda banget deh ama yang ada di di Indonesia. Suasana yang aku rasakan disini sangat romadlon sekali, banget romadlonnya. Memang sih kaalau di indonesia aku juga sangat ngerasa bedanya dari pada bulan-bulan lain seperti waktu sekolah dulu lebih banyak yang ngantuk, temen-temen pada males di ajak main, penjual makanan kalau sore tambah bannyak. apa lagi kalau pagi hari habis subuh di jalan desaku desa jetis susukan lebih terasa bedanya, banyak cewek dan cowok yang jalan-jalan pagi. Kalau pada hari biasanya mungkin yang joging bisa di hitung jari, kali ini pas awal romadlon jangnkan pakai jariku, aku pinjem jari orang sekampung-pun untuk menghitungnya ngga' akan cukup. Apa lagi banyak cewek cantik dan yang merasa cantik ( karena asalnya ngga' cantik kemudian mempercantik diri dan hatinya mengatakan bahawa dirinya sudah cantik ) yang berubah menjadi model dadakan dengan berjalan diatas catwalk karpet hitam alias aspal dengan baju yang bisa membuat cowok yang lapar karena tidak sahur bisa langsung kenyang seketika ketika melihatnya. Kalau dulu sih melihat kayak gitu aku langsung niat nambah sahur ( hehehehehehe, bercanda …..!)
Tapi perbedaan disini tak seperti yang aku temukan di indonesia. Mau tau….mau tau tak?
 Pertama Tawarih. eh keliru, maksudku Tarawih. Yup, sholat sunnah yang hanya dikerjakan di bulan puasa ini dikerjakan pada waktu yang berbeda-beda. Terlepas dari perbedaan jumlah sholatnya karena ada yang melaksananakannya 20 rakaat, 8 rakaat dan 30 rakaat karena semua ada tendensinya. Pelaksanaan tarawih masjid-masjid disini tidak berjalan serempak dalam satu waktu. Kalau di Indonesia kan biasanya dilaksanakan sekitar jam delapanan lah. Di sini tidak, ada masjid yang sudah memulai tarawihnya jam delapan. Ada juga yang baru memulalai tarawihnya jam 1 malam. Pokoknya hampir tiap setengah jam ada saja masjid yang baru memulai tarawihnya.
Sedangkan lama tidaknya waktu sholat tharawih hampir sama di Indonesia Cuma disini tidak ada Pesen Tiket Patas untuk istilah Tarawih super cepat di Indonesia yang biasanya 20 rakaat selesai kurang dari 15 menit. Kebanyakan intensitas waktu yang di butuhkan ketika imam membaca suratan dari surat Ad-Dhuha maka minimal waktu yang di perlukan adlah 30 menit. Ada juga yang baca sampai 1 juz. Bahkan di Masjid Ahlul Kisa' yang terletak di Ma'had Darul Mustofa langsung di pimpin dan di imami oleh Al-habib Umar Bin Salim bin Hafidz membaca tidak kurang dari 2 juz tiap harinya.
Seingatku aku ikut sholat tharawih di situ baru satu kali.habis itu kapok deh, soalnya lama bangeeeeeeeeeeet. Hampir dua jam hanya untuk sholat tarawih doang. Dah gitu pulangnya aku sambil ngesot ( walaupun belum selincah suster ngesot ) saking pegelnya kakiku. Habis itu sampai sekarang aku belum pernah ikut sholat tarawih di situ lagi.
 Sekarang aku mau istiqomah sholat Tarawih di Masjid Al-Muhdhor aja! Tentang sejarah Masjid Al-Muhdhor aku certain kapan-kapan aja ya! Di masjid yang mempunyai menara dari tanah ( tanpa semen sama sekali, asli lo semuanya dari tanah ) setinggi 50 meter ini sholat tarawih di mulai jam setengah satu malam. Jaraknya sekitar satu setengah kilometer dari asramaku. Biasanya aku jalan kaki soalnya aku berangkat sekitar jam 10 malam. Jam segitu biasanya sudah ngga' ada angkutan ( padahal kalau ada pun aku juga ngga' akan naik, emam-eman uangnya mending buat untuk makan hehehehehehehehe ). Prosesi Sholat dan acara d0a-dOanya selesai sekitar jam 2 malam.habis itu pulang ke asrama. jalan kaki lagi. Kalau beruntung kadang dapat tumpangan.
Beginilah kawan nasib anak rantauan! Pelajaran hidup ke tiga yang kudapat selama ini adalah bawalah uang sebanyak-banyaknya kalau mau merantau, kalau ngga' punya jangan sekali-kali merantau!
Sampai di asrama sekitar jam setengah tiga, nunggu sahur sebentar. Setelah sahur nunggu subuh, lagi-lagi sebentar. Habis subuh tidur sampai jam sebelas ( itu paling cepat, biasanya sih banyak terlambatnya.. sampai jam dua malah ), balas dendam karena semalaman tidak tidur ( padahal kalau malamnya tidur, paling-paling paginya juga tidur lagi …………….). yah, ga' papalah. Tidur juga ibadah kalau di bulan puasa! Apalgi kita kan anak muda,. Selagi muda kita harus banyak tidur, karena ketika masa muda kita lewat, maka waktu kita dihabiskan hanya untuk berdedikasi dan mengabdi kepada keluarga, masyarakat, Negara dan terutama agama. Betul ngga' ………??? Makanya perbanyaklah tidur selagi kesempatan itu ada!
Tapi kalau kalian udah mati duluan ( semoga kita semua di beri umur panjang oleh Allah Subhanahu Wata'ala ) sebelum kalian sempat mendidikasikan diri kalian dan belum pernah mengabdi, maka anggaplah tidur tadi sebagai bonus hidup di dunia . hehehehehehehe ……
 Tapi pada prosesi sholat tharawih sebenarnya ada sesuatu yang sangat aku kagumi. Bukan pada sholatnya, tapi orang-orang yang melaksanakannya. Ya, keikutsertaan anak-anak kecil lah yang membuatku sangat, sangat dan sangaaaaaaaaat terkagum-kagum. Walaupun waktu sudah malam ( lebih dari jam dua belas ), banyak anak kecil yang bersemangat mengikuti ortu-ortu mereka mengikuti sholat tarawih.. Seakan-akan akan mereka tidak mau tertinggal mendapatkan berkah bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Padahal tidak sedikit dari mereka yang baru berumur tujuh atau delapan tahun, yang membuatku terkagum-kagum lagi.
Pernah aku mengadakan penelitian dengan subyek apakah kelakuan anak-anak kecil disini ketika beribadah kepada tuhannyaa juga sama kelakuannya seperti di Indonesia. Tidak usah aku ceritakan lagi tingkah laku anak0anak Indonesia kepada kalian semua. Kalian udah tahu sendiri.
Ternyata beda kawan. Waktu itu aku sholat berada di belakang sendiri. Banyak di depanku bahkan shaf-shaf terdepan anak-anak kecil yang sholat dengan tenang di samping ortu-nya masing-masing. Dari 20 rakaat dan 3 rakaat witirnya, ngga' ada yang bolong. Mereka laksakan ibadah ini dari awal takbitotul ihram sampai salam dengan lengkap tanpa ada satu rukun sholat-pun yang ketinggalan. Inilah lagi, lagi dan lagi membuatku terkagum kagum dan sangat terkagum. Dan mereka sangat semangat sekali melaksanakannya tanpa menghiraukan kantuk dan dinginnya udara malam.Walaupun ada sebagian yang tak sempurna itu bisa di maklumi karena mereka masih kecil, tapi secara universal sangat lah bagus bila di bandingkan dengan yang sering kita lihat di Negara kita kawan!.
Sekarang ingat-ingatlah kawan apa yang telah kalian perbuat pada umur-umur tujuh atau delapan tahunan? Bahkan 10 tahun? Dapatkah kalian sholat dengan rukun rukunnya yang lengkap? Dapatkah pada masa itu kalian bisa berpuasa sebulan penuh seperti yang di lakukan anak-anak disini.? Jangankan sebulan, 20 hari secara lengkap pun aku masih mempertanyakan.
  Pemandangan seperti ini tidak hanya terlihat di satu masjid , tapi aku bisa memastikan di semua masjid yang terletak di kota tarim al-ghanna' provinsi hadramaut ini. Inilah yang sering membuat aku sering melafaldkan Alhamdulillah, Masyaallah dan Astaghfirullah secara bersama-bersama. Alhamdulillah karena aku di beri kesempatan oleh Allah bisa tinggal di antara hamba-hambanya yang taat. Masyaallah kalau melihat bagaimana hambanya disinni beribadah. Dan Astaghfirullah kalau teringat perjalanan hidupku dan keadaan masyarakat indonessia nun jauh disana………
 Dan suasana kota inilah juga yang bisa menghibur diriku ketika teringat dengan keluargaku nun jauh disana, keluarga yang telah aku tinggalkan selama dua tahun dan tiga tahun kedepan. Kota yang bisa mengekaang diriku untuk tidak pulang sebelum waktunya. Memang benar kata ulama' bahwa kota ini adalah kota seribu wali. Benar-benar kota yang ajaib.
 Yang kedua adalah suasana berbuka disini. Biasanya kalau di rumahku ketika berbuka langsung makan nasi ataupun makanan pokok lainnya. Tapi adat yang berlaku pada penduduk disini berbeda. Ketika adzan maghrib berkumandang mereka hanya makan buah kurma dan segelas air air putih atau es kalau ada. Ini yang lumrah dan jama' di lakukan penduduk disini seperti yang pernah aku tanyakan secara langsung kepada teman-temanku yang telah turun-temurun tinggal disini. Dan makan nasi ataupun makanan pokok lainnya biasanya dilakukan sekitar jam tujuh atau sekitar satu jam lah setelah sholat maghrib. Dulu waktu pertama kali, aku belum terbiasa. Rasanya pingin langsung makan nasi saja. Soalnya dah laper. Selain waktu berpuasa di sini lebih panjang, dari tahun ke tahun juga bulan romadlon mendekati musim panas juga menambah rasa lapar dan haus. Tapi setelah aku renungi ternyata ada manfaatnya juga model berbuka seperti itu. Ketika kita berbuka puasa dengan kurma terlebih dahulu maka pada waktu sholat maghrib perut kita tidak dalam keadaan kenyang. Bisa terhindar dari sifat malas yang rentan menghinggapi orang-orang yang kenyang.
 Dan makan nasi satu jam setelah itu adalah yang terbaik karena kita tidak terlalu di hinggapi nafsu makan yang besar seperti waktu adzdan maghrib tiba. Dan perut kita pun tidak terlalu kaget dan shock setelah satu hari tidak di disi apa-apa karena makan kurma di awal maghrib adalah sebagai pemanasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.