Tuntang – Dalam masyarakat yang majemuk
merupakan hal yang lumrah akan adanya sebuah perbedaan. Oleh karena itu kemajemukan
menyebabkan sulitnya dicapai sebuah titik temu. Tanpa adanya keinginan untuk mencapai titik temu,
maka menciptakan toleransi adalah hal yang mustahil. Oleh karena itu
harmonisasi merupakan kebutuhan bersama dalam masyarakat yang majemuk. Selain itu,
upaya-upaya integratif harus selalu diusahakan, bertumpu kepada prakarsa
masyarakat dan negara untuk mencapai keseimbangan sosial.
Hal di atas merupakan sebagian materi Toleransi Dalam
Islam yang disampaikan oleh KH. M. Dian Nafi, Syuriyah PWNU Jawa Tengah. Materi
tersebut disampaikan dalam Workshop Pesantren For Peace Provinsi Jawa Tengah di
Pon-Pes Edi Mancoro Tuntang Kabupaten Semarang, 1-3 November 2016. Acara yang
diikuti oleh perwakilan 30 pondok pesantren se-Jawa Tengah tersebut mengambil
tema “Membangun Pemahaman Perdamaian Berbasis Pesantren Persepektif HAM”. Acara
ini diselenggarakan atas kerjasama CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konrad
Adenauer Stiftung (KAS) Jerman, European Union (EU), dan Pondok Pesantren Edi
Mancoro sebagai panitia lokal.
KH. Dian Nafi menjelaskan lebih jauh toleransi
sebagai tindakan membiarkan orang lain berpendapat berbeda, melakukan hal yang
tidak sependapat, tanpa diganggu. Batasan toleransi adlah hukum, negara, dan
agama. Para santri harus bisa membedakan antara tolerasi dan toleransi.
Toleransi sendiri dipegang oleh masyarakat, sedangkan tolerasi diegang oleh
negara. Kadang kala keduanya tidak sepakat. “Pesantren seharusnya bukan hanya
membangun pandangan hidup yang baik saja, tetapi juga membangun kualitas hidup
yang lebih baik”, tandasnya di akhir sesi untuk menutu acara.
Selain materi di atas, peserta juga
mendapatkan materi tentang “Hak Asasi Manusia dalam Islam” oleh Dr. Sidqan
Hamzah (Dosen Undip), “Perdamaian Dalam Islam” oleh Haryo Aji Nugroho, Lc., M.Pd.
(Dosen IAIN Salatiga), dan “Resolusi Konflik” oleh Fahsin M. Fa’al, M.Si. (PP
GP Ansor). Acara ditutup pada hari kamis dengan Deklarasi Santri Cinta Damai
yang dipimpin Bupati Kabupaten Semarang, dr. Mundjirin, S.Pog. (Julius
Hisna/Muhammad Najmuddin Huda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.