Manajemen Penangan Konflik Secara Damai, Serta Tantangan Dan Problem Dalam Penangan Konflik - Sang Pemburu Badai

Jumat, 06 November 2015

Manajemen Penangan Konflik Secara Damai, Serta Tantangan Dan Problem Dalam Penangan Konflik

(Laporan Pelatihan Pesantren For Peace 
Dan Field Trip Ke Pondok Pesantren Edi Mancoro Dan LSM Percik)

Oleh Muhammad Najmuddin Huda (Julius Hisna)



       Manajemen Penangan Konflik Secara Damai
Dari materi yang disampaikan dalam Training dan Field Trip ke Pondok Pesantren Edi Mancoro dan LSM Percik, serta hasil wawancara dengan beberapa narasumber maka dapat simpulkan beberapa manajemen penanganan konflik secara damai, seperti berikut:
1.  Penyelesaian konflik harus dilakukan secara bertahap dan dikategorisasikan sesuai dengan masalahnya.
2.    Harus bisa menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan dengan cermat agar bisa memutuskan metode mana yang akan digunakan untuk menyelesaikan hal tersebut.
3.      Pemetaan konflik untuk dapat mempermudah penanganannya.
4.      Membangun relasi pertemanan dengan semua pihak. Hal ini harus dilakukan dengan fleksibel dan tidak kaku.
5.    Membangun komunikasi yang aktif antara semua pihak yang berkonflik agar terjadi keakraban dan mendapatkan informasi yang berimbang dan memadai.
6.   Berorientasi kepada proses, bukan hasil. Karena konsep hasil yang ditawarkan belum tentu diterima oleh pihak-pihak yang berkonflik. Biarkan masyarakat yang berkonflik yang mencari kesepakatannya sendiri.
7.  Partisipasi segenap lapisan masyarakat dan para tokoh masyarakat serta pemerintah untuk menyelesaikannya.
8.  Kompak dan satu komando sehingga kekuatan dapat dibangun serta kepemimpinan dapat terkontrol.
9.      Menghindari konflik politik, dan campr tangan dari luar. Hal ini seringkali memperparah konflik yang terjadi.
10.   Menghindari penyelesaian lewat jalur hukum karena seringkali tidak memuaskan beberapa pihak.
11. Melakukan penanganan dan pendampingan secara senyap (silent) dan rahasia, serta tidak terpublikasi ke media.
12.    Melakukan pencegahan dini serta pencegahan timbulnya konflik baru.
13.    Pembangunan civil society serta penyadaran masyarakat akan arti toleransi dan perbedaaan.
14. Kesepakatan dalam perdamaian merupakan inisiatif masyarakat sendiri karena masyarakat mempunyai kemampuan untuk itu. Kita hanya mengawal prosesnya saja agar dapat berjalan dengan baik dan terarah.

       Tantangan dan Problem Yang Dihadapi Dalam Penangan Konflik
Dari materi yang disampaikan dalam Training dan Field Trip ke Pondok Pesantren Edi Mancoro dan LSM Percik, serta hasil wawancara dengan beberapa narasumber maka dapat simpulkan beberapa tantangan dan problematika yang sering dihadapai dalam penanganan konflik adalah seperti berikut:
1.  Pemerintah tidak independen dan kurang obyektif dalam menyikapi permasalahan, sehingga mudah terjadi intervensi.
2.   Tokoh masyarakat kurang obyektif dalam menyikapi sebuah permasalahan sehingga seringkali memperkeruh suasana dan memperparah konflik yang terjadi.
3.     Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan Hak Asasi Manusia (HAM) dan toleransi dalam bermasyarakat.
4.      Ketika permasalahan tercium oleh media, seringkali penyelesainnya menjadi rumit.
5.      Penyelesaian melewati jalur hukum tidak memuaskan semua pihak.
6.   Hal yang paling rentan terjadi saat ini adalah konflik horizontal yang terjadi antar masyarakat sendiri.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.