Harga BBM Tidak Seharusnya Naik - Sang Pemburu Badai

Rabu, 19 November 2014

Harga BBM Tidak Seharusnya Naik



Presiden kita yang baru, Joko Widodo dengan secara tergesa-gesa mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan yang diumumkan pada jam 9 malam tersebut cukup membuat masyarakat heboh. Malam itu juga di beberapa daerah di Indonesia terutama mahasiswa melakukan demonstrasi yang tidak sedikit berakhir kericuhan dan bentrokan. Mereka banyak yang tidak memahami akan alasan-alasan pemerintah dalam menaikkan harga BBM yang mereka pandang tidak logis. Seperti juga saya yang tidak bisa memahami alasan tersebut dengan akal sehat.

Alasan Pengalihan Subsidi BBM (Bahasa yang cantik untuk melegitimasi kenaikan harga BBM) yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi adalah
1. Untuk perbaikan infrastruktur. Jika infrasturktur dibenahi dan menjadi bagus, sama saja yang menikmati adalah orang-orang mampu. Mayoritas infrastruktur yang akan dibenahi adalah jalan di seluruh Indonesia, dan yang menikmatinya lebih jauh adalah orang-otang kaya. Saya yakin yang ngomel karena jalan rusak mayoritas adalah orang kaya dengan motornya dibanding orang miskin dengan kakinya...
2. Untuk biaya pendidikan kesehatan dan yang lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa progam Jokowi yang terbaru, yaitu KIP, KIS ddan kartu-kartu sakti lainnya itu anggarannya diambilkan dari anggaran yang masih bisa didapatkan dari APBN P 2014 (masa pemerintahan Presiden SBY). Bahkan katanya berasal dari CSR BUMN. Jadi bukan diambilkan dari hasil pengalihan subsidi BBM.

Adalah tidak masuk akal harga BBM naik ketika
1. Harga minyak dunia turun. Dalam undang-undang disebutkan bahwa pemerintah diperbolehkan untuk menaikkan harga BBM jika harga minyak dunia naik sekitar 15%.
2. Subsidi adalah kewajiban negara yang dicantumkan dalam Undang-undang. Walaupun ada ketidak tepatan sasaran dalam pemberian subsidi BBM yang terjadi selama ini maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki sistem penyaluran subsidi tersebut, bukan dengan cara mencabutnya. Pemerintah selama ini saya pandang belum ada usaha yang maksimal untuk mengantisipasi kesalahan dalam penyaluran subsidi BBM.
3. Jokowi baru saja dilantik. Ini adalah hal yang sangat musykil sekali. Saya kuatir jika masyarakat menjadi su'udzon bahwa kenaikan BBM bertujuan untuk melunasi hutang kampanye Jokowi atau mulai memberi jalan kepada para mafia migas...... ????????
 4. Rini Soemarno (Mentri BUMN) ingin membajak kewenangan Presiden tentang pemilihan Dirut BUMN. Bahkan ada isu bahwa Keppresnya tersebut telah disiapkan sendiri oleh Mentri Rini Soemarno dan Presiden Jokowi tinggal menandatanganinya. Sejak awal Rini Soemarno di Tim Transisi saya sudah curiga dengan kepentingan di belakangnya, terutama juga karena kedekatannya dengan Megawati.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Presiden Jokowi, saya yakin kebijakan beliau ini telah diperhitungkan dengan matang. Saya juga yakin beliau sebagai seorang pemimpin ingin memajukan negara Indonesia, memakmurkan rakyatnya dan tidak ingin menyengsarakannya. Tetapi seseorang itu juga tidak luput dari namanya sebuah kekeliruan, apalagi seseorang itu berkaitan dengan politik. Saya sebagai mahasiswa tentunya berperan dalam mengawal kebijakan beliau yang saya pandang salah atau kurang tepat.
"Kematian Gakan Mahasiswa Adalah Ketika Mahasiswa Apatis Terhadap Perbuatan Pemerintah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.