Bahasa, jendela atau pintu dunia? - Sang Pemburu Badai

Jumat, 22 Mei 2009

Bahasa, jendela atau pintu dunia?


Sejak kecil, aku oleh orang tuaku sudah di perkenalkan beberapa bahasa. Mulai bahasa jawa halus, jawa keraton, bahasa Indonesia, bahasa arab dan bahasa inggris. Tapi sampe sekaranmg yang berhasil Cuma bahasa jawa halus, Indonesia dan arab. Pa lagi sekarang aku ada di Negara arab, jadi tambah lancar deh. Dari kecil sebenarnya ayahku paling ngebet supaya aku bisa bahasa inggris. Sampe aku di suruh masuk kursus mulai waktu sd sampe smp. Dasarnya aku aja yang ngga' minat, berangkatnya bilangnya sih mau kursus, sampainya di jalan belok ke pasar. Sebenarnya yang membuat keadan ngga' mendukung untuk belajar bahasa inggris adalah keluargaku ngga' da yang bisa tuh bahasa. Buat apa repot-repot belajar tuh bahasa. Aku sampe ngga' paham ama ayahku ngapain segala sampe belajar bahasa inggris. Orang di daerahku ngga' ada yang ngomong pake bahasa inggris. Jadi apa gunanya?
Tapi semakin besar, ketika aku semakin ndablek aku semakin sadar ternyata tuh bahasa ngga' Cuma penting tapi very very important. Yah saekarang Cuma penyesalan yang datang. Tapi penyesalan itu ada gunanya loh. Siapa bilang penyesalan itu tak ada gunanya. Orang yang menyesal itu sebenarnya orang yang bisa sadar diri, bisa mengakuin kalau dirinya lemah. Ya ngga', ya ngga'? Harus iya. Pokoknya di sini kalian semua harus ngomong iya ama pendapatku , ngga' boleh mbantah. Paham! Adanya penyeselan sebenarnya bisa membuat semangat itu tetap ada bahkan bisa lebih berkobar, bisa lebih tinggi, yang bisa mendekatkan mimpi jadi kenyataan. Pelajaran kedua yang bisa diambil dari perjalanan kehidupanku adalah banyaklah menyesal untuk bisa terus mendapatkan semangat bahkan bisa mengobarkannya.
Kalau bahasa arab memang keluargaku banyak yang bisa. Apalagi pakdeku yang pertama, pakde mubarok yang meninggalnya aku ngga' bisa di sisinya. Soalnya aku udah ada disini. Dia guruku bahasa nomer satu, walupun ngga' perngah belajar secar formal dengannya. aku sering dikasih pelajaran ama beliau biasanya kalau lagi duduk-duduk bareng, atau kali aku lagi sering pergi ama beliau. Biasanya aku diajak bercakap dengan bahasa arab yang fushah secara pelan-pelan, kalau ngga' tau kosa katanya kemudian diberi tahu, tapi tidak secara langsung. Biasanya dengan isyarat. Contohnya gini, waktu beliau masuk rumah sakit tapi masih sempat aja beliau ngajak cakap-cakap bahasa arab. Beliau tanya " bahasa arabnya rumah sakit apa?" waktu itu pelajaranku di sekolah belum sampe pelajan orang-orang sakit langsung aja aku jawab " tidak tahu". Kemudian beliau Tanya " kalau begitu bahasa arabnya rumah apa?", wah kalau ini sih tau, emang palajaran bahasa arab pertama kali yang diajarin tentang kosa kata dirumah, " Baitun" jawabku. " kalau bahasa arabnya sakit apa?", apalagi ini pelajaran yang baru disampe'in kemarin, " maridhun" jawabku semangat. " kalau begitu sekarang bahasa arabnya rumah sakit apa?" habis di sini aku berpikir kalau bahasa arabnya rumah itu baitun, kalau sakit itu maridhun. Jadi tinggal di gabungin aja jadi satu seperti rumah dan sakit jadinya rumah sakit. Sekarang pikiranku cerah karena aku sudah bisa menemukan kosa kata baru yang Cuma di Bantu menemukan ama pakdeku. Dengan semangat meluap-luap, aku mengumpulkan semangat untuk mengumumkan penemuanku seperti semangat ilmuwan ketika menemukan hasil dari penelitiannya selama bertahun –tahun. Aku tarik nafas dalam-dalam, . Aku dongakkan kepalaku,. Dadaku aku busungkan persis seperti Hitler ketika berhasil menaklukkan daratan eropa.kemudian aku jawab " bahasa arab dari rumah sakit adalah baitun maridhun". Tawa keluargaku yang ada di rumah sakit pecah, bahkan kakak-kakak sepupuku sampai ngakak. Cuma ibuku yang tersenyum "mereka terlalu bahagia samapai ngakak-ngakak karena senang punya adik yang pintar" pikirku. Aku sih Cuma senyum, senyum penuh kemenangan. Tapi senyum ku luntur ketika ayahku yang berada di sampingku ngomong " salah itu mas" ( semua keluargaku memang memanggil aku dengan sebutan "mas" karena aku anak pertama) " yang betul itu mustashfa, ngga' ada itu dalam basa arab istilah baitun maridhun karena artinya rumahnya yang sakit bukan rumah buat orang sakit". Semuanya udah pada berhenti tertawa ketika ayahku menghabiskan penjelasannya. Cuma tinggal senyum-senyum doang, senyum berselimut ejekan. Cuma adik laki-lakiku yang belum tau apa-apa karena masih berumur 3 tahun, yang masih tertawa. mungkin seneng kalau kakaknya dapat malu di depan banyak orang atau mungkin pikirnya " iiiiiih, aku punya kakak goblog amat sih!"
Semenjak aku berangkat ke yaman, senarnya aku udah pede dengan bahasa arabkkku yang lumayan. Dengan bekal dari pakdeku dan masuknya aku di MAK , aku merasa bahas arabku dah cukup. Tapi kawan, ketika aku sampe di Bandara sana'a ibukota yaman aku diajak ngomong ama orang arab. Aku di tanyain gini " mininti?' aku Cuma geleng-geleng karena aku ngga' paham orang ini ngomong apa. Aku berpikir kalau bahasa arab aku belum pernah denger. kalau bahasa inggris, perasaan ngga' ada kosa kata kayak gitu. Tapi nih orang tampangnya arab. "Shin?' dia ngomong apa lagi pikirku. " yaban?', kok sampe jepang di bawa-bawa segala maksudnya apa sih! Bisaku ya Cuma geleng-geleng. Dari pada salah ngomong, dimasukin penjara, kan bisa berabe. Masa' ke yaman kesan pertama masuk penjara kan ngga' lucu. Orang arab itu kemudian pergi dengan wajah cemberut, mungkin marah karena omongannya Cuma di jawab dengan geleng-geleng. Habis itu aku Tanya ama yang ngantar aku, "maksudnya itu apa sih". Dia bilang kalau mininti itu bahasa fushah-nya " Min Aina Anta (kamu dari mana)?" . oooooh gt. Mungkin dia tadi bawa-bawa jepang segala mungkin maksudnya gini " apakah kamu dari negri yang pernah di jajah jepang" pikirku.
Kalau kita ngga' bisa suatu bahasa Negara yang kita tinggal disitu, ngga' kebayangkan repotnya. Coba aja kamu pergi di belgia yang sekarang lagi ngetren di Indonesia dan kamu ngga' paham bahasanya. Terus di situ ngga' ada penerjemah dan ngga' ada orang yang paham selain bahasa situ. Kemudian kamu ingin beli pampers atau pembalut. Padahal kamu lagi butuh banget, gimana coba caranya?
Nih, aku kasih tau caranya ya! Tapi satu aja yang lain piker sendiri : kamu masukkan tangan kamu ke kantong ngambil uang, habis itu berikan uang itu pada penjagan toko. Kemudian letakkan tangan kamu di selangkangan gesek-gesek beberapa kali dan pasang muka kalau lagi kebelet be'ol. Gitu caranya. Aku yakin penjaganya paham, kalau praktenya salah sampe salah paham penjaganya, kamu ngga' di beri pembalut tapi di beri obat kuat. Makanya prakteknya harus bener.

2 komentar:

  1. Bagus bosss, lepas lepas.......... teruslah menulis mben nulari aku, jan aku saiki lagi males banget nulis, kei inspirasi maneh to boss

    BalasHapus
  2. mas, kamu nyindir aku ya dalam tulisanmu. bilang ja langsung ngga' usah pakai dikasih di blog gt. tp tulisannya bagus-kok, teruslah berkarya!

    BalasHapus

Jangan Lupa Untuk Meinggalkan Komentar Anda ! Kritik dan Saran Dibutuhkan Untuk Perbaikan Blog Ini Kedepannya.