Bersama KH. Dr. Shidqan Maesur, Lc., MA.
Muqaddimah
Pemateri pada awal
pembicaraannya dalam Dauroh Santri Nusantara (DSN) - Daurus Tsani Pondok
Pesantren Raudlatut Tholibin Jetis, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang mengawali
dengan sebuah kata mutiara untuk memberikan semangat kepada para santri :
أنتم شبان
اليوم رجال الغد
“Kalian para santri pada saat ini adalah para pemuda dan para
remaja, dan suatu saat nanti akan menjadi tokoh-tokoh yang meneruska perjuangan
para ulama’ dan kiyai”
Dan beliau juga mengutip
sebuah kalimat dalam kitab Iddzotun Nasyi’in :
في أيديكم أمر
الأمة، وعلى أقدامكم حياتها
“Dalam
kekuasaan kalian lah diletakkan permasalahan umat ini, dan dalam derang langkah kaki kalian lah
keberlangsungan hidup umat ini tetap terjaga”
Firqah-Firqah Islam
Firqah merupakah kata
jamak (plural) yang mufradnya adalah Firaq. Arti dari firqah sendiri adalah
kelompok, golongan, pantan, dan lain sebagainya. Seringkali kata firqah juga
disebut dengan istilah madzhab atau madrasah. Akan tetapi kata
madzhab lebih sering identik dengan kelompok fiqih. Pada zaman ulama’ salaf
juga sering kali dikenal istilah Madrasah Naqli (aliran pemikiran
tekstual) dan Madrasah Aqliyyah ( aliran pemikiran kontekstual).
Oleh para ulama’ tarikh
(sejarah), agar pembahasan tentang firqah-firqah dalam Islam lebih terarah,
maka dibuatlah pembagian terhadap firqah-firqah tersebut. Pembagian didasarkan
kepada subtansi pemikiran, latar belakang, serta tujuan dari setiap firqah
tersebut. Adapun pembagiannya menjadi 3 bagian, yaitu
1. Firqah Siyasiah, yaitu kelompok atau golongan yang
subtansi pemikiran serta tujuan dari kelompok tersebut lebih berorientasi
kepada politik atau kekuasaan, tetapi juga tidak menutup kemungkinan bahwa
firqah tersebut juga mempunyai ideology sendiri. Contoh dari firqah ini adalah
Syiah dan Khawarij. Kedua firqah tersebut muncul menjelang tahun 40 H, yang
berawal pada saat konflik antara Ali dan Muawiyah. Khawarij Merupakan kelompok
yang sangat kejam dan berniat untuk membunuh para tokoh-tokoh Islam. Mereka
adalah orang muslim yang taat tetapi berfaham radikal. Ibnu Muljam (seorang
tokoh khawarij dan pembunuh Ali) sendiri merupakan seorang Hafidzul Qur’an dan
pernah bertugas di Mesir. Bahkan ketika membunuh Ali pun dia sambil membaca
ayat Al Qur’an. Semangat khawarij muncul pada saat sekarang dengan banyaknya
kelompok-kelompok yang berperilaku seperi mereka. Pada era modern ini beberapa
kelompok radikal mempunyai kemiripan dengan khawarij, seperti orang-orang yang
tekun dalam ibadahnya, serta mempunyai pemahaman agama yang mumpuni tetapi
kemudian mereka sangat mudah untuk menuduh kelompok lain sebagai kafir atau
murtad. Oleh karena itu beberpa ulama’ memberikan nama terhadap kelompok garis
keras seperti ini sebagai neo khawarij.
2. Firqah
I’tiqadiyah,
yaitu kelompok atau golongan yang lebih berkonsentrasi kepada pemikiran, serta
membahas masalah ketauhidan atau ushuluddin (ideologi agama), dan tidak
berorientasi kepada kekuasaaana atau politik. Contoh dari firqah ini adalah
firqah Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyyah, Jabariyah, Qadariyyah, serta
Wahabiyah pada era modern ini. Ahlussunnah wal jamaah sendiri lebih
diidentikkan dengan firqah I’tiqadiyyah karena subtansi dari pemikirannya berkutat
pada masalah ideologi (tauhid) yang dibangun pondasinya oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ary
dan Abu Mansur Al-Maturidy. Sedangkan Wahabiyyah dibangun oleh Muhammad ibnu
Abdul Wahab, salah seorang tokoh di Arab Saudi. Ibnu Abdul Wahab sendiri sering
kali mengkaji serta mengimplementasikan ajaran ideology yang disusun oleh Ibnu
Taimiyyah. Sedangkan secara fiqih, Wahabiyyah mengikuti madzhab Hanbali. Wahabiyyah
sendiri terhitung sebagai madzhab yang kurang konsisten dengan konsep firqah
atau madzhab mereka, seperti pada awal mulanya pernah mengharamkan meminum kopi
tetapi sekarang mereka menghalalkannya.
3. Firqah Fiqhiyyah atau Madzahib Fiqhiyyah,
yaitu kelompok atau golongan yang lebih berkonsentrasi terhadap ijtihad dalam
ranah fiqih atau produk-produk hukum Islam. Bagian dari firqah atau madzhab ini
sudah sering kita ketahui diantaranya adalah Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali,
Dzohiry, Thobary, Ats-Tsuary, dan lain sebagainya. Syafiiyah sendiri terhitung
sebagai mazhab yang diikuti oleh mayoritas umat Islam modern.
Thareqat atau sufi juga seringkali
disebut sebagai firqah bagi sebagian kalangan. Tetapi sebagian ulama’ jugatidak
memasukkannya menjadi firqah tersendiri, karena setiap macam dari 3 kelompok
firqah tadi juga sudah mempunyai ciri khas dalam bilang tasawwuf, atau setiap
dari kelompok tersebut juga sudah mempunyai nilai-nilai tasawuf sendiri.
Sangat banyak kitab yang
berbicara tentang firqah-firqah dalam Islam. Akan tetapi kitab yang paling
bagus atau menjadi kitab induk dalam bidang ini adalah Kitab Taarikhul
Madzahib Al-Islamiyyah fi Al-Siyasah Wal Aqaid Wal Madzahib Al-Fiqhiyyah
karya Imam Abu Zahrah.
Peta Pemikiran Islam
Modern : Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama atau NU
jika didefinisikan sebagai sebuah organisasi adalah organisasi massa yang
mengikuti aqidah Ahalussunnah wal Jamaah yang mengikuti konsep Maturidiyyah dan
Asy’ariyyah, dalam fiqihnya mengikuti madzhab empat, dan dalam tasawufnya
mengikuti mengikuti madzhab taswauf yang mu’tabarah (seperti Imam Junaidi, Imam
Bahaudin An-Naqsabandi, Imam As-Syadzili dan lain sebagainya). Akan tetapi jika
mendefinisakan seperti apakah orang NU maka akan sangat sulit didefinisikan
karena banyak macamnya dan beraneka ragam pemikirannya.
NU secara organisasi
berdiri tahun 1926, tetapi masyarakat NU sendiri sudah ada pada zaman
sebelumnya. Walaupun secara organisasi terlahir lebih belakang, tetapi secara
amaliyah NU jauh lebih ada sebelum Muhammadiyah. Muhammadiyah sendiri pada
awalnya sama dengan NU dalam ritualnya, akan tetapi kemudian mulai menajadi
beda ketika ada Majlis Tarjih yaitu sebuah lembaga yang berfungsi untuk
memberikan keputusan dan menjadi rujukan dalam permasalahan-permasalahan agama
Islam. Majlis Tarjih sendiri seringkali diisi oleh para pakar muda
Muhammadiyah.
NU adalah organisasi yang
memiliki konsep washatiyyah, yaitu bersikap moderat atau di
tengah-tengah dan dapat merangkul siapapun. Selain itu NU juga mempunyai konsep
tasamuh, yaitu bersikap toleran, dan tawazun, yaitu bersikap adil
dan seimbang. Konsep ini merupakan warisan dari para walisongo yang berhasil
menyebarkan Islam di tanah nusantara dengan konsep tersebut. Maka tidak heran
apabila NU kemudian banyak pengikutnya dan dapat diterima oleh semua golongan, serta
dapat merangkul semua orang dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan
budaya. Oleh karena itu pada era modern ini NU tidak hanya menjadi organisasi
terbesar se-Indonesi, tetapi juga se-Dunia.
Dalam menyikapi isu-isu
terkini, utamanya terkait isu penistaan agama oleh Guernur Basuki Tjahya
Purnama (Ahok) beliau menghimbau kepada umat Islam untuk tidak mudah
terprovokasi masalah tersebut. Kita dituntut untuk lebih jeli dan dewasa
menyikapi isu yang berkembang. Dan menurut beliaupun sebenarnya tidak ada
penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, dan kita bisa melihat videonya secara
langsung di Youtube.
Keadaan yang berkembang
pada saat ini pun lebih condong mengarah kepada permasalahan politik, sudah
tidak murni lagi kepada permasalahan penegakan hukum. Beliau sepakat dengan
arahan PBNU yang mengintruksikan kepada warga NU untuk tidak terlibat aktif
dalam demo tanggal 04 November 2016 kemarin. Dalam hal ini yang ingin
dikedepankan oleh PBNU adalah untuk menjaga agar Indonesia tetap aman damai
dalam bingki uruh NKRI. PBNU dalam hal ini pun sudah sangat bersikap moderat,
dengan tidak mendukung demontrasi yang dilaksanakan, serta mendukung dan
menyerahkan kepada aparat penegak hukum untuk menangani dan menyelesaikan
permasalahan ini.
Kalimatul Ikhtitam
(Closing Statement)
Pada kalimatul
ikhtitam (closing statement) oleh K. M. Rozi Toha, beliau mengajak
kita sebagai warga NU untuk tetap menjaga ukhuwah (rasa persaudaraan),
serta tidak memancing pertentangan dengan sesama. Santri tidak boleh
terprovokasi, apalagi sampai mengikuti demo. Mengikuti arahan PBNU dalam
menyikapi permasalahan bangsa ini merupakan hal yang paling selamat, dan harus
paling dikedepankan. NU sebagai benteng NKRI tentunya akan selalu terdepan
menolak segala tindakan-tindakan yang dapat menghancurkan keutuhan negeri ini.
Bagi para santri dan
alumni agar selalu berdoa untuk keselamatan bangsa ini. Para ulama’ dan
pahlawan tidaklah mudah memperjuangkan Republik Indonesia. Dengan penuh
perjuangan, mengorbankan nyawa dan harta, mereka berkeinginan agar Negara ini
tegak berdiri. Oleh karena itu kita harus selalu menjaganya. Jangan sampai kita
mudah diadu domba. Jangan sampai Negara ini terjadi perpecahaan dan perang
saudara. Oleh karena itu marilah kita dengan sekuat tenaga berjuang untuk
mempertahankan NKRI, serta dengan selalu berdoa untuk Negara kita agar tetap
jaya.
Disarikan oleh Muhammad Najmuddin Huda (Julius Hisna)
Topik yang sangat menarik, request next episode dinarasikan kembali perjuangan santri dalam merebut kemerdekaan, pertempuran 5 hari surabaya, perlawanan santri/NU di jawa timur dalam memerangi PKI....agar badai yang berkecamuk menyisakan hikmah yang diluar biasanya
BalasHapusSuwun
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh
Maturusuwun Mas Heri Putranto..... Insyaallah akan kami kabarkan kembali hasil dauroh selanjutnya....
BalasHapus